Jumat, Juni 27, 2008

Pakan alami.

Satu hal mendasar yang perlu dicatat adalah pakan alami di dalam tambak/wadah merupakan sumber makanan yang menjadi pilihan utama bagi LAT selama ketersediaannya masih mencukupi bagi populasi LAT di tambak tersebut. Kondisi seperti ini dapat diartikan sebagai berikut : jika LAT menghadapi pilihan antara pakan buatan dengan pakan alami, maka yang akan dipilih terlebih dahulu adalah pakan alami yang ada di perairan tersebut. Penyediaan pakan alami lebih dilakukan melalui penyiapan lahan tebar secara optimal yang memungkinkan tumbuhnya zooplankthon atau organisme renik lainnya yang berfungsi sebagai pakan alami bagi benur di dalam perairan tambak/wadah. Ketersediaan pakan alami di dalam tambak/wadah yang cukup memadai diharapkan dapat menghasilkan tingkat kehidupan yang tinggi bagi LAT usia tebar.

Jenis-jenis pakan alami yang biasa tumbuh atau dikembangkan di dalam tambak/wadah antara lain :
  1. Zooplankthon terutama dari jenis diatomae. Biota ini dapat diamati penampakannya melalui pengamatan visual ke dalam tambak atau pengamatan secara laboratorium. Jenis pakan alami ini lebih banyak dikonsumsi oleh LAT usia tebar atau LAT yang masih berukuran kecil.

  2. Jenis lumut terutama dari jenis lumut usus. Pakan alami dari jenis ini ditujukan bagi LAT dewasa yang berukuran besar. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa pemunculan atau pengembangan lumut di dalam tambak perlu terkontrol secara cermat densitasnya sehingga tidak menimbulkan masalah yang serius bagi LAT dan kualitas air. Jenis lumut yang dapat tumbuh di dalam tambak beberapa diantaranya ada yang bersifat merugikan seperti jenis lumut rambut. Metode yang dapat digunakan dalam pengembangan lumut di dalam tambak adalah dengan menempatkan lumut pada beberapa transek kawat atau kayu dan kemudian di tempatkan secara merata di dalam perairan tersebut dengan tujuan untuk memudahkan pengontrolan populasi lumut tersebut melalui transek.
Beberapa manfaat dari pakan alami yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan program pakan antara lain :
  • Ketersediaan pakan alami yang memadai terutama pada awal-awal tebar bibit dapat mempertahankan tingkat kehidupan bibit/burayak di dalam tambak.
  • Ketersediaan pakan alami yang memadai terutama pada awal-awal tebar bibit dapat menghasilkan pertumbuhan LAT yang relatif cepat dari biasanya.

  • Ketersediaan pakan alami yang memadai dapat mengurangi proses akumulasi kotoran dan lumpur di dasar tambak, karena penggunaan pakan buatan sebagai penyumbang kotoran terbesar relatif masih terbatas.

  • Ketersediaan pakan alami yang memadai dapat menekan biaya produksi dari penggunaan pakan buatan sehingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap profit value yang nantinya akan diperoleh.
Salah satu parameter yang dapat digunakan sebagai tolok ukur tingkat ketersediaan pakan alami di dalam tambak adalah penampakan dan kemunculan LAT di permukaan. Aktifitas yang biasa dilakukan LAT pada kondisi seperti ini adalah dengan melakukan konvoi di sekeliling tambak atau banyak muncul di dinding tambak. Pada perairan tambak dengan persediaan pakan alaminya memadai atau melimpah proses penampakkan dan pemunculan LAT relatif lebih lambat dibandingkan dengan perairan tambak dengan persediaan pakan alaminya sangat kurang. Keadaan ini terjadi karena LAT lebih banyak beraktifitas di dasar perairan untuk mencari pakan alami yang dibutuhkan, sehingga jarang menampakkan/muncul dipermukaan air.

Salah satu parameter lainnya yang dapat digunakan sebagai tolok ukur tingkat ketersediaan pakan alami di perairan tambak adalah melalui pengamatan warna feces LAT yang terdapat di bagian usus. Feces LAT yang berasal dari pakan alami biasanya berwarna kehitaman atau tergantung dari jenis pakan alaminya. Jika dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar LAT memiliki warna feces kehitaman maka dapat dijadikan indikasi bahwa tingkat ketersediaan pakan alami di perairan tersebut masih memadai.
Artikel ini dikutip dari: "marindro-ina.blogspot.com"

Pakan segar.

Dasar pemikiran yang melandasi penggunaan pakan segar ini adalah sebagai atraktan bagi Lobster Air Tawar (LAT) melalui rangsang penciuman/bau sangat menyengat yang dikeluarkan oleh pakan segar sehingga LAT tertarik dan mendekati untuk mengkonsumsi pakan tersebut. Diharapkan dengan metode seperti ini nafsu makan LAT bisa lebih ditingkatkan dan mampu memperbaiki kualitas LAT. Biota yang sering digunakan sebagai pakan segar dalam budidaya LAT adalah dari berbagai jenis ikan, keong mas/siput, cacing tanah. Adapun cara pemberian pakan segar tersebut antara lain dilakukan dengan.
  • Pemberian secara langsung dengan terlebih dahulu bahan pakan segar di potong-potong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
  • Dikarantina terlebih dahulu 1-2 hari sebelum diberikan kepada LAT dan bahan pakan segar direndam dengan air hangat yang telah dicampur dengan garam ikan dan atau direbus terlebih dahulu sebelum diberikan kepada LAT dengan tujuan menekan sekecil mungkin resiko penularan/terinfeksinya bibit penyakit dari yang digunakan sebagai pakan segar kepada udang.
Dosis pemberian pakan segar yang diterapkan biasanya 1.5 – 2.0 kali dosis pakan buatan dalam kondisi normal dan biasanya dilakukan pada malam hari atau tergantung dari tingkat kebutuhan dan permasalahan yang sedang dihadapi.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan segar ini antara lain:
  1. Jenis dan tingkat permasalahan yang sedang terjadi, karena pada kasus tertentu pemberian pakan segara akan lebih memperparah kondisi dan kualitas LAT di dalam tambak/wadah.

  2. Kondisi perairan tambak/wadah dan cuaca. Pemberian pakan segar di dalam perairan tambak/wadah akan berpengaruh nyata terhadap produktivitas perairan, sehingga perubahan yang terjadi dapat mempengaruhi kondisi LAT.

  3. Pemberian pakan segar di dalam tambak/wadah harus diimbangi dengan sirkulasi air yang memadai sebagai antisipasi terjadinya akumulasi sisa-sisa pakan segar yang tidak terkonsumsi LAT dan dapat mengalami pembusukan di dasar tambak/wadah.

  4. Penyeleksian kualitas biota bahan pakan segar dari kemungkinan terjangkitnya jenis penyakit tertentu yang dapat menginfeksi LAT yang ada di dalam tambak/wadah.
Artikel ini dikutip dari: "marindro-ina.blogspot.com"

Rabu, Juni 25, 2008

Pakan buatan.

Tingkat penggunaan pakan buatan relatif berbeda berdasarkan skala budidaya lat yang diterapkan, seperti yang diuraikan di bawah ini:

1. Pada budidaya lat skala tradisional, Penggunaan pakan buatan hanya terbatas pada pakan yang dibuat berdasarkan kemampuan pengelola tambak secara perorangan. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan buatan antara lain : dedak (bekatul), jagung, tepung dan ikan rucah sebagai campuran. Pakan jenis ini biasanya digunakan setelah lat mencapai usia panen dengan estimasi populasi lat yang relatif banyak.
2. Pada budidaya lat skala semi intensif, penggunaan pakan buatan lebih diarahkan pada upaya antisipasi terjadinya kekurangan pakan alami berdasarkan estimasi populasi lat yang ada pada saat itu. Pemberian pakan buatan yang diterapkan tidak bersifat mutlak dan lebih cenderung insidental.
3. Pada budidaya lat skala intensif, penggunaan pakan buatan terutama yang berskala industri bersifat mutlak sebagai salah satu syarat pengelolaan budidaya lat. Padat penebaran lat yang relatif tinggi merupakan salah satu dasar pemikiran yang perlu dipertimbangkan. Selain itu penerapan pakan buatan yang benar pada budidaya lat skala intensif dapat membantu dalam estimasi kondisi dan pertumbuhan lat di dalam tambak.

Pakan buatan skala industri mempunyai karakteristik ditinjau dari segi ukuran dan komposisi nilai gizi yang dikandungnya. Karakteristik tersebut dibuat dan ditentukan oleh industri pembuatnya berdasarkan sifat dan kebutuhan lat. Ukuran pakan buatan bagi lat merupakan ukuran besar kecilnya butiran-butiran pakan yang sesuai dengan kebutuhan lat pada saat dan kondisi tertentu. Berdasarkan ukurannya, pakan buatan secara garis besar biasanya dapat digolongkan ke dalam jenis:
  1. Crumble, yaitu butiran pakan yang berupa serbuk/butiran halus dan biasa digunakan pada lat usia tebar (benur).

  2. Pellet, yaitu pakan buatan yang berupa butiran-butiran kecil sampai butiran kasar dan biasa digunakan pada lat dewasa sampai usia panen.
Selain ukuran, ditinjau berdasarkan komposisi kandungan nutrisinya pakan buatan mempunyai formulasi yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan lat. Nutrisi yang biasanya terdapat dalam pakan buatan antara lain : karbohidrat, protein, lemak, serat dan beberapa zat esensial lain yang dibutuhkan lat. Komposisi nutrisi tersebut dapat berbeda tergantung dari ukuran pakan dan industri pembuatannya. Dalam kondisi tertentu pakan buatan tersebut dikombinasikan dengan zat-zat suplemen (antara lain vitamin) untuk mengatasi kekurangan zat tersebut dan dibutuhkan oleh lat dalam keadaan sangat diperlukan.

Penentuan jenis pakan.

Lobster air tawar (lat) bersifat omnivora yaitu jenis biota pemakan segala jenis makanan yang ada didalam perairan terutama untuk hidup didasar perairan (demersal). Di habitat alaminya jenis makanan yang dikomsumsi oleh lat sangat bervariasi mulai dari tanaman dan hewan air yang berukuran kecil. Sifatnya yang rakus pada jenis makanan yang dijumpainya membuat lat punya sifat kanibalisme yaitu memangsa lat lainnya dalam kondisi lemah atau sudah mati.
Didalam kegiatan budidaya lat jenis pakan yang diberikan/disediakan antara lain:
  1. Pakan alami, yaitu jenis pakan yang tumbuh dengan sendirinya atau sengaja ditumbuhkan didalam kolam/lahan dan mempunyai sifat seperti di habitat alaminya. (antara lain: slada air, eceng gondok, plankton)
  2. Pakan buatan, yaitu pakan lat yang dibuat pada skala industri dengan komposisi nutrisi dan gizi yang sesuai dengan kebutuhan lat dan diberikan untuk menyuplai makanan pada wadah/lahan dengan tingkat ketersediaan pakan alaminya menipis/habis. (antara lain: pellet)
  3. Pakan segar, yaitu pakan yang berasal dari hewan/biota perairan yang telah diolah sedemikian rupa dan diberikan dalam keadaan masih segar kepada lat dengan tujuan memperbaiki kualitas dan kondisi lat dan atau untuk meningkatkan nafsu makan lat yang terindikasi terkena masalah tertentu. (antara lain: keong mas, ikan, cacing tanah)
  4. Pakan tambahan lainnya, yaitu pakan yang bersifat sebagai suplemen dari pakan buatan dan dapat diberikan secara campuran dengan pakan buatan maupun terpisah dengan tujuan mengisi kekurangan nutrisi tertentu pada pakan buatan. (antara lain: kecambah, umbi"an)
Dalam penerapannya ke empat jenis pakan tsb diatas biasa diberikan pada lat di kolam/wadah lainnya.

Selasa, Juni 24, 2008

Kehidupan Lobster Air Tawar.

Untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal LAT memerlukan kadar oksigen terlarut lebih dari 4 ppm, temperatur pada suhu 25-29'c, kisaran Ph antara 7-9.

LAT telah berevolusi untuk hidup dalam cuaca kering, apabila kolam/empang LAT kering lat akan menggali lobang lalu menutup lobang dengan tumpukan tanah bekas galiannya keadaan seperti ini disebut sebagai aestivation. Dalam keadaan demikian LAT dapat bertahan dalam jangka waktu cukup lama, hingga air kembali datang ke kolam/empang.

LAT bisa hidup di air keruh, hal ini sangat menguntungkan agar terhindar dari musuh alaminya. LAT yang dipelihara pada lingkungan dengan substrat berbatu dan berlumpur memiliki pertumbuhan lebih cepat. Artikel ini dikutip dari : "situs o-fish.com"

Parameter dasar budidaya perairan.

Kelangsungan Hidup (SR / Survival Rate )

Survival Rate atau SR adalah tingkat kelangsungan hidup, rumus mencari SR adalah :

SR= Nt/No X 100%

Keterangan :

SR : Survival Rate

Nt : Jumlah akhir (saat pemanenan)

N0 : Jumlah awal (saat penebaran)

Pertumbuhan Panjang

Pertumbuhan panjang adalah perubahan panjang LAT pada awal penebaran hingga saat pemanenan. Rumus untuk mencari pertumbuhan panjang LAT adalah :

P = Pt – Po

Keterangan :

P : Pertumbuhan panjang (cm)

Pt : Panjang akhir (cm)

P0 : Panjang awal (cm)

Pertumbuhan Mutlak

Pertumbuhan mutlak adalah laju pertumbuhan total LAT. Rumus untuk mencari pertumbuhan mutlak adalah :

GR = (Wt-Wo)/t

Keterangan :

GR : Growth Rate / pertumbuhan mutlak

Wt : bobot rata – rata akhir (gr/ekor)

W0 : bobot rata – rata awal (gr/ekor)

t : waktu (hari)

Pertumbuhan Spesifik

Pertumbuhan spesifik adalah laju pertumbuhan harian. Rumus untuk mencari pertumbuhan spesifik adalah akar dari pembagian bobot rata – rata akhir dengan bobot rata – rata awal kemudian dikurangi 1 dan hasilnya dikali 100 %. Rumus:

SGR = [ ,/(Wt/Wo) -1] x 100%

Keterangan :

SGR : Spesific Growth Rate / Pertumbuhan Spesifik

Wt : bobot rata – rata akhir ( gr/ekor )

Wo : bobot rata – rata awal ( gr/ekor )

t : waktu (hari)

Artikel ini di kutip dari : "jlcome.blogspot.com".

Senin, Juni 23, 2008

Tentang Lobster Air Tawar.





Hewan yang habitat asli berasal dari Australia ini mulai di kenal di Indonesia sejak lama dan mulai dikembang biakkan di sejak tahun 1996. Jenis-jenis lobster yang beredar di Indonesia sejauh ini adalah:

  • Cherax destructor.
  • Cherax quadricarinatus.
  • Procambarus Claarkii.
  • dan beberapa spesies lokal asal Irian dari genus Cherax.

Hewan ini merupakan hewan tak bertulang belakang (invertebrata) dan masuk dalam golongan arthopoda (kalajengking), crustacea (udang-udangan), decapoda (hewan kaki sribu). Lobster air tawar ini bernafas dengan insang, pada beberapa jenis mereka bisa hidup didaratan asalkan insang tetap terjaga lembab. Secara Umum lobster air tawar dibedakan satu dengan yang lainnya melalui penciri fisik, ukuran, bentuk tubuh, warna, marking, serta organ reproduksinya. Lobster air tawar merupakan hewan yang sangat unik, sebagai hewan peliharaan penampilannya sungguh menarik. Lobster air tawar jenis Red Claw (Cherax Quadricarinatus) ini bila ditinjau dari sis jenis makanan yang disajikan oleh restoran adalah termasuk menu hewan komsumsi pilihan dikalangan menengah atas. Harga pemasok untuk restoran harganya berkisar Rp.150.000 ~ Rp.250.000,-/Kg (isi 10 - 12 ekor) mempunyai cita rasa yang lebih enak & gurih dibandingkan dengan jenis lobster air laut bila diolah menjadi masakan dan menurut hasil sebuah penelitian kandungan kolesterol pada lobster air tawar lebih rendah dibandingkan dengan lobster air laut atau jenis udang-udangan yang lainnya. Sehingga sangat aman untuk dikomsumsi bagi siapa saja.

PERINGATAN!!!
Bagi para Hobiis LAT yang telah bosan dengan LATnya, jangan sekali-kali membuang LAT keperairan setempat. Berikan LAT tsb ke Hobiis yang lainnya dan berikan pula pengertian agar tidak membuangnya kelak. Atau anda bisa memusnahkannya menjadi olahan masakan yang lezat dan bergizi. Dikarenakan mereka dapat mengangggu keseimbangan ekosistem dan bahkan memusnahkan hewan aquatik lokal lainnya.

Kamis, Juni 19, 2008

Pemijahan

Induk jantan yang agresif serta induk betina yang telah matang gonad siap untuk melakukan proses pemijahan.
Induk betina merebahkan badannya sampai terlentang dan membuka lebar badannya lalu induk jantan menaikinya sambil mencapit kedua capit induk betina. Induk jantan mengeluarkan spermanya dan induk betina mengeluarkan indung telur ke badannya. Induk betina menutup rapat-rapat badannya dengan kipas ekornya sampai menyetuh kaki ke lima guna melakukan proses pembuahan.

Blog Lobster Indonesia Farm


Para Laters yang terhormat,

Blog ini kami buat untuk para peminat,penghobi, serta peternak Lobster Air Tawar (LAT) di Indonesia.
Tujuan blog ini adalah untuk membantu mengurangi resiko kegagalan dalam usaha budidaya dan diharapkan dapat membantu terbentuknya jaringan antara peminat, penghobi serta peternak.
Artikel serta photo-photo mengenai LAT dapat dijumpai di blog kami.


Salam,

Septian A Rafiktor